Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dari
suatu transaksi sampai menjadi laporan keuangan untuk dianalisa dan
diinterprestasikan kepada pemakai laporan keuangan.
Prinsip-Prinsip yang mendasari Akuntansi adalah :
1.
Accounting Entity
Dalam
menyusun informasi akuntansi, yang menjadi fokus
pencatatan akuntansi adalah entity
atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas sebagai suatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang lain. Akuntan tidak bisa
mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut suatu
perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus masing-masing terpisah
antara satu entity dengan entity yang lain.
2.
Going
Concern
Dalam
menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus
beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa
perusahaan atau usaha ini akan bubar. Prinsip ini menjadi dasar bagi kewajaran
nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan. Nilai kekayaan dari suatu
perusahaan yang dianggap hidup terus atau going
concern tidak akan sama dengan nilai atau harga kekayaan atau kewajiban
dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan dilikuidasi. Biasanya harga atau
nilai aset dari perusahaan yang sudah dinyatakan bubar atau likuidasi akan jauh
lebih murah dibandingkan dengan harga atau nilai aset yang masih berjalan.
Banyak
pihak yang salah dalam mengartikan konsep going
concern ini. Ada yang menganggap bahwa akuntansi hanya bisa melaporkan
entitas yang terus-menerus beroperasi. Padahal saat ini banyak lembaga,
organisasi, perusahaan yang didirikan hanya untuk sementara bukan untuk
terus-menerus going concern seperti
BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional), kepanitiaan, yayasan, bahkan
perusahaan dalam akte notaris dibatasi hidupnya selama 75 tahun yang berarti
ada asumsi yang bertentangan dengan prinsip going
concern dalam arti berkelanjutan. Memang seorang akuntan harus memberikan
opini terhadap berkelanjutan perusahan. Ini tidak ada kaitan dengan konsep going concern ini adalah untuk
melindungi publik agar tidak terkecoh dengan perusahaan yang memang sudah dapat
dinilai akan bangkrut. Laporan keuangan perusahaan, kepanitiaan, organisasi yang
sifatnya sementara atau umurnya terbatas bisa disusun laporan keuangannya. Ini
bukan berarti melanggar prinsip going
concern. Prinsip ini harus dikaitkan dengan masalah nilai yang tercantum
dalam laporan keuangan bukan dari sudut umurnya.
3. Measurement
Akuntansi
adalah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi (Economic Resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang terjadi akibat operasi
perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu aset, kewajiban, modal,
hasil, dan biaya. Yang namanya pengukuran tentu akan memiliki kemungkinan
kesalahan atau kelemahan dalam pengukuran itu. Metode pengukuran yang dipakai
ada beberapa macam.
4. Time Period
Laporan
keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau
periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang, dan modal pada
saat atau pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan informasi
hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu. Sementara itu,
laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode
tertentu, dari satu tanggal ke tanggal lain.
5. Monetary Unit
Pengukuran
yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang.
Semua transaksi perusahaan dikuantitatifkan dan dilaporkan dalam bentuk nilai
uang (rupiah atau dollar misalnya) bukan unit buah, luas meter, kilogram jumlah
orang, dan lain sebagainya.
6. Accrual
Penentuan
pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetepkan tanpa melihat
apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan
kas, tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak
(pendapatan) atau kewajiban (biaya) perusahaan atau belum. Kalau sudah, harus
dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.
7. Exchange Price
Nilai
yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran
yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara pembeli (demand)
dan penjual (supply).
8. Approximation
Dalam
akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga,
umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian, dan sebagainya. Misalnya
taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga, penyisihan
piutang ragu, dan lain sebagainya.
9. Judgment
Dalam
menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan akuntan
atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya. Misalnya judgment tentang memilih standar
akuntan FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan, dan sebagainya.
10. General Purpose
Informasi
yang disajikan dalam keuangan yang dihasilkan Akuntansi Keuangan ditujukan
untuk pemakai secara umum,
bukan pemakaian khusus. Tidak ditujukan khusus kepada bankir, investor,
kreditor, analis, manajemen, atau karyawan, tetapi ke semua pihak.
11. Interrelated Statement
Neraca,
Daftar Laba Rugi, dan Laporan Sumber dan Penggunaan kas mempunyai hubungan yang
sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol
akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa
memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.
12. Substance Over Form
Karena
akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil keputusan,
akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan
ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya. Misalnya, dalam akta notaris
modal telah disetor penuh, tetapi kenyataan setoran (transaksi) belum ada.
Maka, akuntansi berpihak pada kenyataan yang sebenarnya. Kalau memang belum ada
setoran yang benar-benar telah masuk ke rekening perusahaan maka belum bisa
dicatat kendatipun secara legal formal dianggap sudah disetor penuh. Kredit
bank yang sudah disetujui tetapi belum dimanfaatkan seluruhnya akan dicatat
sebesar penggunaannya saja kendatipun secara legal dana itu sudah dapat
dimanfaatkan atau diambil.
13. Materiality
Laporan
keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam setiap
pertimbangan yang dilakukan tetap melihat signifikannya. Pengertian penting
disini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para pengambil keputusan
yang normal.
Di
samping sifat-sifat tersebut sebenarnya masih ada sifat-sifat lain yang
terkandunng dalam akuntansi keuangan seperti :
1. Laporan
Historis
Laporan keuangan pada
hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak mencatat informasi yang
akan terjadi atau masa depan. Sehingga informasinya bukan prediksi kendatipun
dari laporan historis akuntan bisa melakukan prediksi dalam keadaan situasi
normal.
2. Classification
Informasi
melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dasar akuntansi
yang dapat memudahkan para pemakainya, misalkan klasifikasi perkiraan
berdasarkan likuiditasnya, klasifikasi biaya produksi, biaya operasi, berguna
untuk kepentingan pemilik, kreditor, dan pemakai lainnya.
3. Summarization
Transaksi
dan kejadian-kejadian yang sama dalam perusahaan dikelompokkan dan
diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai dengan pola yang sudah mapan dalam
akuntansi sehingga lebih mudah dipahami dan dianalisis.
4. Measurement
Basis
Dalam
pengukuran yang digunakan dalam akuntansi, ada bermacam-macam metode pengukuran
seperti harga pokok (cost), harga
pasar (market), harga yang terendah
antara harga pokok dan harga pasar atau locom
(Lower of Cost or Market), harga
realisasi (realizable value), dan
lain-lain.
5. Verifiability
Setiap informasi dalam
laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke bukti-bukti dan didukung oleh
bukti-bukti yang sah.
6. Conservatism
Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian
yang belum pasti (uncertainty). Dalam
kejadian seperti ini laporan keuangan akan menginformasikan dengan cara memilih
angka yang kurang menguntungkan. Laporan keuangan memilih dan menilai aset dan
pendapatannya yang paling minimal. Jika ada potensi rugi kendatipun belum
direalisasi, tetapi sudah ada dasarnya sudah dapat dicatat dan diinformasikan,
sedangkan laba yang belum direalisasi, walau sudah ada indikasi laba belum dapat
dicatat sebagai laba. Hal ini jelas menunjukkan keberpihakan akuntansi kepada
para pemilik modal, kapitalis atau pemilik perusahaan. Karena jika potensi laba
itu akan terealisasi nantinya, maka akan dinikmati pemilik modal yang terus
bertahan.
7. Technical Terminology
Banyak
istilah yang digunakan dalam laporan keuangan
merupakan istilah teknis akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi
yang harus dipahami para pembaca yang belum tentu cocok dengan pengertian dalam
disiplin ilmu yang lain.
Objek dalam akuntansi adalah laporan keuangan. Pengertian Laporan Keuangan adalah laporan ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi/Perusahaan yang menunjukkan semua kegiatan operasional organisasi/Perusahaan dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan.
Tujuan dari laporan keuangan, yaitu :
1.
Memberikan
informasi tentang jenis dan jumlah aset (harta) yang dimiliki perusahaan pada
saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
kewajiban dan ekuitas yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
pendapatan yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
4.
Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan
jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5.
Memberikan informasi tentang
perubahan-perubahan yang terjadi dalam aset, kewajiban, dan ekuitas
perusahaann.
6.
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen
perusahaan dalam suatu periode.
7.
Memberikan informasi tentang catatan-catatan
atas laporan keuangan.
8.
Informasi keuangan
lainnya.
Komponen laporan keuangan ada lima, yaitu : neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan yang dimaksud
adalah posisi jumlah dan jenis aset dan kewajiban serta ekuitas suatu
perusahaan.
Laporan laba rugi (income
statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar
jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga
tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode
tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang
disebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya,
perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya jika jumlah pendapatan lebih kecil dari
jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi.
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi
jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga
menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di
perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan
modal. Artinya laporan ini baru dibuat bila memang ada perubahan modal.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua
aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan
konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas
masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan dan
penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran dan
jenis-jenis pengeluarannya, seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan
yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan
penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan
keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini
perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.
Sumber: Buku Sofyan
Syafri Harahap (2007) dan Kasmir
(2008)
Artikel yang bermanfaat untuk mengetahui tentang akuntansi
BalasHapus