Minggu, 24 Juni 2012

Tentang Akuntansi

Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dari suatu transaksi sampai menjadi laporan keuangan untuk dianalisa dan diinterprestasikan kepada pemakai laporan keuangan. 
Prinsip-Prinsip yang mendasari Akuntansi adalah :




1.      Accounting Entity
Dalam menyusun informasi akuntansi, yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas sebagai suatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang lain. Akuntan tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain.
2.    Going Concern
Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini akan bubar. Prinsip ini menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan. Nilai kekayaan dari suatu perusahaan yang dianggap hidup terus atau going concern tidak akan sama dengan nilai atau harga kekayaan atau kewajiban dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan dilikuidasi. Biasanya harga atau nilai aset dari perusahaan yang sudah dinyatakan bubar atau likuidasi akan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga atau nilai aset yang masih berjalan.
Banyak pihak yang salah dalam mengartikan konsep going concern ini. Ada yang menganggap bahwa akuntansi hanya bisa melaporkan entitas yang terus-menerus beroperasi. Padahal saat ini banyak lembaga, organisasi, perusahaan yang didirikan hanya untuk sementara bukan untuk terus-menerus going concern seperti BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional), kepanitiaan, yayasan, bahkan perusahaan dalam akte notaris dibatasi hidupnya selama 75 tahun yang berarti ada asumsi yang bertentangan dengan prinsip going concern dalam arti berkelanjutan. Memang seorang akuntan harus memberikan opini terhadap berkelanjutan perusahan. Ini tidak ada kaitan dengan konsep going concern ini adalah untuk melindungi publik agar tidak terkecoh dengan perusahaan yang memang sudah dapat dinilai akan bangkrut. Laporan keuangan perusahaan, kepanitiaan, organisasi yang sifatnya sementara atau umurnya terbatas bisa disusun laporan keuangannya. Ini bukan berarti melanggar prinsip going concern. Prinsip ini harus dikaitkan dengan masalah nilai yang tercantum dalam laporan keuangan bukan dari sudut umurnya.
3.   Measurement
Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi (Economic Resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang terjadi akibat operasi perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu aset, kewajiban, modal, hasil, dan biaya. Yang namanya pengukuran tentu akan memiliki kemungkinan kesalahan atau kelemahan dalam pengukuran itu. Metode pengukuran yang dipakai ada beberapa macam.
4.   Time Period
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang, dan modal pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu. Sementara itu, laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu, dari satu tanggal ke tanggal lain.
5.   Monetary Unit
Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantitatifkan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang (rupiah atau dollar misalnya) bukan unit buah, luas meter, kilogram jumlah orang, dan lain sebagainya.
6.   Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetepkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas, tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (biaya) perusahaan atau belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.
7.   Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara pembeli (demand) dan penjual (supply).
8.   Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga, umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian, dan sebagainya. Misalnya taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga, penyisihan piutang ragu, dan lain sebagainya.
9.   Judgment
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya. Misalnya judgment tentang memilih standar akuntan FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan, dan sebagainya.
10.  General Purpose
Informasi yang disajikan dalam keuangan yang dihasilkan Akuntansi Keuangan ditujukan untuk pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus. Tidak ditujukan khusus kepada bankir, investor, kreditor, analis, manajemen, atau karyawan, tetapi ke semua pihak.
11.  Interrelated Statement
Neraca, Daftar Laba Rugi, dan Laporan Sumber dan Penggunaan kas mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.
12.  Substance Over Form
Karena akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil keputusan, akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya. Misalnya, dalam akta notaris modal telah disetor penuh, tetapi kenyataan setoran (transaksi) belum ada. Maka, akuntansi berpihak pada kenyataan yang sebenarnya. Kalau memang belum ada setoran yang benar-benar telah masuk ke rekening perusahaan maka belum bisa dicatat kendatipun secara legal formal dianggap sudah disetor penuh. Kredit bank yang sudah disetujui tetapi belum dimanfaatkan seluruhnya akan dicatat sebesar penggunaannya saja kendatipun secara legal dana itu sudah dapat dimanfaatkan atau diambil.
13.  Materiality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukan tetap melihat signifikannya. Pengertian penting disini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para pengambil keputusan yang normal.
Di samping sifat-sifat tersebut sebenarnya masih ada sifat-sifat lain yang terkandunng dalam akuntansi keuangan seperti :
1.  Laporan Historis
                        Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak mencatat informasi yang akan terjadi atau masa depan. Sehingga informasinya bukan prediksi kendatipun dari laporan historis akuntan bisa melakukan prediksi dalam keadaan situasi normal.
2.  Classification
Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dasar akuntansi yang dapat memudahkan para pemakainya, misalkan klasifikasi perkiraan berdasarkan likuiditasnya, klasifikasi biaya produksi, biaya operasi, berguna untuk kepentingan pemilik, kreditor, dan pemakai lainnya. 
3.  Summarization
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam perusahaan dikelompokkan dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai dengan pola yang sudah mapan dalam akuntansi sehingga lebih mudah dipahami dan dianalisis.
4.  Measurement Basis
Dalam pengukuran yang digunakan dalam akuntansi, ada bermacam-macam metode pengukuran seperti harga pokok (cost), harga pasar (market), harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar atau locom (Lower of Cost or Market), harga realisasi (realizable value), dan lain-lain.
5.  Verifiability
                        Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke bukti-bukti dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.
                   6. Conservatism
  Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang belum pasti (uncertainty). Dalam kejadian seperti ini laporan keuangan akan menginformasikan dengan cara memilih angka yang kurang menguntungkan. Laporan keuangan memilih dan menilai aset dan pendapatannya yang paling minimal. Jika ada potensi rugi kendatipun belum direalisasi, tetapi sudah ada dasarnya sudah dapat dicatat dan diinformasikan, sedangkan laba yang belum direalisasi, walau sudah ada indikasi laba belum dapat dicatat sebagai laba. Hal ini jelas menunjukkan keberpihakan akuntansi kepada para pemilik modal, kapitalis atau pemilik perusahaan. Karena jika potensi laba itu akan terealisasi nantinya, maka akan dinikmati pemilik modal yang terus bertahan.
                   7.  Technical Terminology
                                    Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan   merupakan istilah teknis akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi yang harus dipahami para pembaca yang belum tentu cocok dengan pengertian dalam disiplin ilmu yang lain.
Objek dalam akuntansi adalah laporan keuangan. Pengertian Laporan Keuangan adalah laporan ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi/Perusahaan yang menunjukkan semua kegiatan operasional organisasi/Perusahaan dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan. 
Tujuan dari laporan keuangan, yaitu :
1.    Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aset (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2.  Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan ekuitas yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3.     Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
4.     Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5.     Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaann.
6.     Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7.     Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8.    Informasi keuangan lainnya.
Komponen laporan keuangan ada lima, yaitu : neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi jumlah dan jenis aset dan kewajiban serta ekuitas suatu perusahaan.
            Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi.
            Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal. Artinya laporan ini baru dibuat bila memang ada perubahan modal.
            Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan dan penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya, seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.
            Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

Sumber: Buku Sofyan Syafri Harahap (2007) dan Kasmir (2008)






1 komentar: