Di tulisan sebelumnya telah di bahas, jika ada suatu transaksi, maka akan terjadi penambahan atau pengurangan suatu akun. Tinggal melihat transaksi itu masuk ke dalam akun apa. Berikut ini adalah contoh pengelompokan dari suatu transaksi, termasuk juga contoh jurnalnya.
Neraca
Aset
Aset lancar
Kas & Setara Kas
Piutang Usaha (net), setelah dikurangi cadangan piutang (jika mencadangkan)
Piutang Karyawan
Persediaan
Uang Muka
Biaya Dibayar Dimuka
Pajak Dibayar Dimuka
Aset Tidak Lancar
Investasi (Jika ada)
Aset tetap (nilai buku), setelah dikurangi Akumulasi penyusutan
Aset lainnya (jika ada)
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban
Kewajiban Lancar
Utang Usaha
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Utang Pajak
Utang Bank KMK(jth tempo 1 tahun)
Utang leasing (jth tempo 1 tahun)
Pendapatan diterima dimuka
Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban Estimasi Imbalan Kerja
Utang Bank KI(jth tempo lebih dari 1 tahun)
Utang Leasing (jth temppo lebih dari 1 tahun)
Utang Pemegang Saham
Ekuitas
Modal Saham
Modal Disetor belum diaktakan (jika ada)
Cadangan (jika ada)
Laba Ditahan
Laba Tahun Berjalan
Laporan Laba - Rugi
Pendapatan (ada yang kena PPN dan ada yang tidak)
Harga Pokok Produksi (HPP) (beban yang langsung berhubungan dengan persediaan)
Misalnya : Gaji Karyawan Pabrik, Ongkos Angkut, Biaya Packing, dll
Beban Penjualan (beban yang berhubungan langsung dengan penjualan suatu produk)
Misalnya : Gaji Bagian Sales Departemen, Entertainment, Travelling, dll
Beban Usaha (beban yang berhubungan dengan kantor)
Misalnya : Gaji Karyawan Kantor, Asuransi, Transportasi, Beban Penyusutan, Alat Tulis Kantor, dll
Pendapatan & Beban Lainnya
Pendapatan Lain
Pendapatan Jasa Giro
Pendapatan Deposito
Pendapatan Selisih Kurs
Beban Lainnya
Biaya Administrasi Bank
Biaya Bunga
Rugi Selisih Kurs
Note : Akun-Akun ini bisa berubah, sesuai dengan Kondisi Perusahaan.
Berikut adalah contoh transaksi suatu akun :
Membeli Alat tulis Rp. 50.000, maka jurnalnya:
(D) Biaya ATK
Rp. 50.00
(K) Kas Rp. 50.000
kita membeli alat tulis dengan kas berati menggunakan uang. Seperti di bahas pada tulisan sebelumnya, jika aset berkurang di kredit (kas masuk kedalam kelompok aset lancar) dan biaya bertambah di debit.
Terjadi Penjualan Kredit sebesar Rp. 20.000.000, maka jurnalnya :
(D) Piutang Rp. 20.000.000
(K) Penjualan Rp. 20.000.000
Penjualan secara kredit, brti menambah penjualan. Seperti dibahas pada tulisan sebelumnya, jika penjualan bertambah maka di debit, dan karena kredit maka timbul piutang, jika aset bertambah maka di debit (piutang masuk ke dalam kelompok aset lancar).
Pada bulan Desember 2011 tagihan listrik adalah Rp. 1.000.000, jatuh tempo tanggal 5 Januari 2012 dan dibayar pada tanggal 3 Januari, ada 2 Jurnal Yaitu :
Jurnal pada bulan Desember
(D) Biaya Listrik
(K) Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Biaya bertambah, maka di debit, jika Utang bertambah maka di kredit (Biaya Yang Masih Harus Dibayar masuk ke dalam kelompok utang lancar).
Jurnal Pada saat membayar
(D) Biaya Yang Masih Harus Dibayar
(K) Kas
Kenapa ada 2 Jurnal?karena meskipun biaya listrik itu dibayar bulan Januari 2012, tetapi biaya itu sudah dinikmati di bulan Desember 2011, maka di bulan Desember harus diakui sebagai Biaya. Hal ini sesuai dengan prinsip Akuntansi yaitu Accrual Basis (lihat di tulisan pertama dengan judul Tentang Akuntansi).
Mudah khan membuat jurnal, Intinya adalah jika terjadi suatu transaksi kita harus benar - benar pahami hubungan suatu akun dengan akun lainnya. Dan kita juga harus tahu transaksi tersebut masuk ke akun mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar