1. Sistem Periodik (fisik), yaitu suatu sistem persediaan barang dagangan yang harga pokok barang yang terjual tidak dapat langsung diketahui setiap saat setelah dilakukan penjualan, tetapi baru diketahui pada akhir periode tertentu setelah dilakukan perhitungan secara fisik (Stock Opname).
2. Sistem Perpetual, yaitu sistem pencatatan persediaan barang dagangan dengan cara mengikuti pergerakan jumlah persediaan pada setiap transaksi penjualan, sehingga setiap saat dapat diketahui secara langsung jumlah persediaan barang dagangan.
Perbedaan jurnal transaksi antara metode periodik dan metode perpetual adalah sebagai berikut :
Transaksi Sistem Periodik Sistem Perpetual
Saat terjadi pembelian (D) Pembellian (D) Persediaan
(K) Utang Dagang (K) Utang Dagang
Saat terjadi retur (D) Utang Dagang (D) Utang Dagang
(K) Retur Pembelian (K) Persediaan
Saat terjadi beban angkut (D) Beban Angkut (D) Persediaan
(K) Utang Dagang (K) Utang Dagang
Saat pembayaran (D) Utang Dagang (D) Utang Dagang
dalam waktu diskon (K) Pot. Pembelian (K) Persediaan
(K) Kas (K) Kas
Saat penjualan (D) Piutang Dagang (D) Piutang Dagang
(K) Penjualan (K) Penjualan
No Jurnal (D) HPP
(K) Persediaan
Saat terjadi retur penjualan (D) Retur Penjualan (D) Retur Penjualan
(K) Piutang Dagang (K) Piutang Dagang
No Jurnal (D) Persediaan
(K) HPP
Penerimaan kas (D) Kas (D) Kas
dalam waktu diskon (D) Pot. Penjualan (D) Pot. Penjualan
(K) Piutang Dagang (K) Piutang Dagang
Contoh :
a. 1 Januari 2011 Persediaan Awal Rp. 35.000.000
b. 12 Maret 2011 Pembelian Secara Kredit Rp. 15.000.000
c. 28 september 2011 Penjualan Secara Kredit Rp. 40.000.000
d. 31 Desember 2011 Persediaan Akhir Rp. 25.000.000
Jurnal yang dibuat berhubungan dengan transaksi di atas adalah :
Sistem Periodik
Saat pembelian tanggal 12 Maret 2011, jurnalnya :
(D) Pembelian
(K) Utang Dagang
Saat penjualan tanggal 28 September 2011 jurnalnya :
(D) Piutang Dagang
(K) Penjualan
Sistem Perpetual
Saat pembelian tanggal 12 Maret 2011, jurnalnya :
(D) Persediaan
(K) Utang Dagang
Saat penjualan tanggal 28 September 2011 jurnalnya :
(D) Piutang Dagang
(K) Penjualan
(D) HPP
(K) Persediaan
Pelaporan Harga Pokok Penjualan (HPP) pada perhitungan laporan laba rugi akan tampak sebagai berikut :
Harga pokok penjualan
Persediaan barang dagang awal periode Rp. 35.000.000
Pembelian Rp. 15.000.000
Barang tersedia untuk dijual Rp. 50.000.000
Persediaan barang akhir periode Rp. 25.000.000
Harga pokok penjualan Rp. 25.000.000
Dari contoh di atas, apabila menggunakan metode perpetual untuk persediaan barang dagangan, akun pembelian, akun retur pembelian, dan akun potongan pembelian tidak digunakan, tetapi hanya digunakan satu akuan, yaitu akun persediaan barang dagangan.
Sumber : Buku Wibowo SE, MM & Abubakar Arief, SE, MM judul Pengantar Akuntansi I (2002)
Transaksi Sistem Periodik Sistem Perpetual
Saat terjadi pembelian (D) Pembellian (D) Persediaan
(K) Utang Dagang (K) Utang Dagang
Saat terjadi retur (D) Utang Dagang (D) Utang Dagang
(K) Retur Pembelian (K) Persediaan
Saat terjadi beban angkut (D) Beban Angkut (D) Persediaan
(K) Utang Dagang (K) Utang Dagang
Saat pembayaran (D) Utang Dagang (D) Utang Dagang
dalam waktu diskon (K) Pot. Pembelian (K) Persediaan
(K) Kas (K) Kas
Saat penjualan (D) Piutang Dagang (D) Piutang Dagang
(K) Penjualan (K) Penjualan
No Jurnal (D) HPP
(K) Persediaan
Saat terjadi retur penjualan (D) Retur Penjualan (D) Retur Penjualan
(K) Piutang Dagang (K) Piutang Dagang
No Jurnal (D) Persediaan
(K) HPP
Penerimaan kas (D) Kas (D) Kas
dalam waktu diskon (D) Pot. Penjualan (D) Pot. Penjualan
(K) Piutang Dagang (K) Piutang Dagang
Contoh :
a. 1 Januari 2011 Persediaan Awal Rp. 35.000.000
b. 12 Maret 2011 Pembelian Secara Kredit Rp. 15.000.000
c. 28 september 2011 Penjualan Secara Kredit Rp. 40.000.000
d. 31 Desember 2011 Persediaan Akhir Rp. 25.000.000
Jurnal yang dibuat berhubungan dengan transaksi di atas adalah :
Sistem Periodik
Saat pembelian tanggal 12 Maret 2011, jurnalnya :
(D) Pembelian
(K) Utang Dagang
Saat penjualan tanggal 28 September 2011 jurnalnya :
(D) Piutang Dagang
(K) Penjualan
Sistem Perpetual
Saat pembelian tanggal 12 Maret 2011, jurnalnya :
(D) Persediaan
(K) Utang Dagang
Saat penjualan tanggal 28 September 2011 jurnalnya :
(D) Piutang Dagang
(K) Penjualan
(D) HPP
(K) Persediaan
Pelaporan Harga Pokok Penjualan (HPP) pada perhitungan laporan laba rugi akan tampak sebagai berikut :
Harga pokok penjualan
Persediaan barang dagang awal periode Rp. 35.000.000
Pembelian Rp. 15.000.000
Barang tersedia untuk dijual Rp. 50.000.000
Persediaan barang akhir periode Rp. 25.000.000
Harga pokok penjualan Rp. 25.000.000
Dari contoh di atas, apabila menggunakan metode perpetual untuk persediaan barang dagangan, akun pembelian, akun retur pembelian, dan akun potongan pembelian tidak digunakan, tetapi hanya digunakan satu akuan, yaitu akun persediaan barang dagangan.
Sumber : Buku Wibowo SE, MM & Abubakar Arief, SE, MM judul Pengantar Akuntansi I (2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar