Dalam bab terdahulu telah disebutkan bahwa akuntansi dapat dilihat dari kegiatan dan kegunaannya. Ada kegiatan Perusahaan Dagang & Pabrik. Kegiatan akuntansi pada umumnya meliputi :
1. Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan.
2. Pemrosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan.
3. Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan.
4. Analisa dan Interprestasi.
1. Identifikasi dan Pengukuran Data
Data yang relevan untuk keputusan terdiri dari transaksi-transaksi dan kejadian dalam perusahaan. Transaksi atau kejadian akan selalu berhubungan dengan tindakan yang telah diselesaikan, misalnya membeli barang. Keinginan untuk membeli barang bukan merupakan transaksi, karena belum dilaksanakan. Data yang telah diidentifikasi ini kemudian diukur. Satuan pengukur yang tepat adalah mata uang, baik Rupiah, Dollar, atau Euro. Bagaimana dengan kegiatan Perusahaan yang tidak dapat diukur dengan uang, misalnya mengangkat pegawai? Dalam hal demikian, kegiatan tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai transaksi akuntansi dan karena itu tidak dapat diproses lebih lanjut dalam akuntansi.
2. Proses & Pelaporan
Proses dan pelaporan data mencakup kegiatan pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran. Pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya ditulis dengan pensil atau pena mengetik pada peralatan komputer, membuat lubang kartu pons atau memberi tanda-tanda tertentu. Pencatatan transaksi berarti mengumpulkan data secara kronologis. Di samping dicatat, transaksi Perusahaan sekaligus digolongkan dalam kelompok atau kategori yang berhubungan. Penggolongan transaksi penting agar penyajian dapat diringkaskan. Contoh dari penggolongan transaksi adalah apabila semua pengeluaran untuk gaji dikelompokkan ke dalam satu pos penyajian, misalnya beban gaji. Pengikhtisaran adalah menyajikan informasi yang telah digolong-golongkan ke dalam bentuk laporan seperti diingkinkan pemakai.
3. Laporan Akuntansi
Laporan Akuntansi yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi banyak macam ragamnya. Jenis laporan yang dihasilkan tergantung pada pihak-pihak yang menggunakan laporan tersebut. Salah satu yang utama adalah Laporan Keuangan. Di samping laporan keuangan, banyak laporan-laporan lain yang dikeluarkan, misalnya laporan untuk pajak dalam bentuk Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak, laporan - laporan kepada badan - badan Pemerintah (misanya Bapepam) dan laporan - laporan khusus untuk manajemen perusahaan sendiri.
4. Analisa & Interprestasi
Agar berguna untuk mengambil keputusan, laporan keuangan perlu dianalisa dan di interprestasikan. Analisa laporan keuangan pada hakikatnya adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan perubahan nya. Angka - Angka dalam laporan keuangan akan menjadi sedikit artinya kalau dilihat secara sendiri - sendiri. Mereka baru berarti apabila dihubungkan dengan angka lain atau dilihat arah perubahannya. Misalnya, apabila orang mengatakan bahwa perusahaannya memperoleh laba sekitar Rp. 4 Miliar, maka angka ini tidak banyak bicara, akan tetapi jika angka ini dihubungkan dengan angka lain (misalnya angka penjualan yang berjumlah Rp. 100 Miliar), maka hubungan tadi (laba merupakan 4% dari penjualan) akan lebih bermanfaat dalam proses pemgambilan keputusan. Apalagi jika angka laba yang telah dinyatakan dalam persentase terhadap penjualan dibandingkan dengan angka yang sama tahun lalu (anggapan bahwa persentase terhadap laba penjualan tahun lalu adalah 8%). Mengetahui arah perubahan laba perusahaan dari 8% menjadi 4% tahun sekarang lebih bermanfaat ladi dalam proses pengambilan keputusan.
Interprestasi laporan keputusan menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk hasil analisisnya, dengan keputusan usaha yang akan diambil. Dari hubungan ini akan dapat dilakukan penilaian terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk pengambilan keputusan. Misalnya, bila laba perusahaan tahun ini adalah 4% dari penjualan sedang tahun lalu 8%, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan sedang mengalami perkembangan yang kurang baik. Keputusan perlu diambil untuk mencegah penurunan lebih lanjut, misalnya, mengadakan promosi besar-besaran. Perlu dicatat bahwa walaupun informasi akuntansi sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan, namun, pada umumnya suatu keputusan usaha tidak hanya didasarkan atas informasi tersebut.
Sumber : Soemarso, Pengantar Akuntansi I, tahun 2002